Cart

Tidak ada produk di keranjang.

  • Home
  • Pendidikan
Hot

Pluralisme Perspektif Syakur Yasin Dalam Pendidikan Islam

Perbedaan suku, agama, warna kulit, dan antar golongan sebagai kondisi nyata yang diwarisi turun temurun, merupakan unsur-unsur kekayaan yang mewarnai khasanah budaya bangsa dapat menjadi gejala positif, tetapi juga dapat menjadi fenomena yang menakutkan, sekaligus ancaman potensial bagi eksistensi bangsa dan menipisnya rasa nasionalisme. Dengan adanya perbedaan tersebut bisa memunculkan pemahaman tentang konsep pluralisme dalam pendidikan Islam, khususnya seperti yang dikemukakan Buya Syakur Yasin. Keunikan pemikiran Buya Syakur Yasin tentang pluralisme adalah realita kehidupan di dunia ini menunjukan kemajemukan dan aneka ragam suku bangsa, warna kulit, bahasa, dan agama yang bebeda-beda mendapat pengakuan dari Allah sebagai realita. Pluralisme juga dalam pemikirannya merupakan pertemuan kesepakatan atau komitmen antar warga (Encounter of Commitment) dalam paham pluralisme tidak berarti seseorang harus meninggalkan agama atau keyakinannya, karena substansi pluralisme adalah bertemunya suatu kesepakatan yang sinergis antara yang satu dengan yang lainnya. Pluralisme menggabungkan kesadaran sosial di samping pemahaman teologis. Gagasan bahwa masyarakat hidup dalam masyarakat majemuk dengan aspek keberagaman agama, budaya, suku, dan lainnya, antara lain, terpengaruh oleh hal ini. Pendidikan Islam formal dan informal, menurut Buya Syakur, menjadi jembatan bagi peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai inklusif atau pluralistik. Pendidikan Islam terutama didasarkan pada ajaran Alquran. Oleh karena itu, pendidikan Islam harus mengedepankan etika sosial agar pesan humanistik yang terdapat dalam kitab suci dapat menjadi model interaksi sosial yang santun.

pluralisme-perspektif-syakur-yasin
PT. Harmoni Anak Negeri 978-623-09-8391-7 February 23, 2024 Indonesia 218 pages

Authors

Meet the Author

Asep Darmawan

Book By Asep Darmawan View All
Pluralisme Perspektif Syakur Yasin Dalam Pendidikan Islam
Pluralisme Perspektif Syakur Yasin Dalam Pendidikan Islam

Deskripsi

Description

Perbedaan suku, agama, warna kulit, dan antar golongan sebagai kondisi nyata yang diwarisi turun temurun, merupakan unsur-unsur kekayaan yang mewarnai khasanah budaya bangsa dapat menjadi gejala positif, tetapi juga dapat menjadi fenomena yang menakutkan, sekaligus ancaman potensial bagi eksistensi bangsa dan menipisnya rasa nasionalisme. Dengan adanya perbedaan tersebut bisa memunculkan pemahaman tentang konsep pluralisme dalam pendidikan Islam, khususnya seperti yang dikemukakan Buya Syakur Yasin. Keunikan pemikiran Buya Syakur Yasin tentang pluralisme adalah realita kehidupan di dunia ini menunjukan kemajemukan dan aneka ragam suku bangsa, warna kulit, bahasa, dan agama yang bebeda-beda mendapat pengakuan dari Allah sebagai realita. Pluralisme juga dalam pemikirannya merupakan pertemuan kesepakatan atau komitmen antar warga (Encounter of Commitment) dalam paham pluralisme tidak berarti seseorang harus meninggalkan agama atau keyakinannya, karena substansi pluralisme adalah bertemunya suatu kesepakatan yang sinergis antara yang satu dengan yang lainnya. Pluralisme menggabungkan kesadaran sosial di samping pemahaman teologis. Gagasan bahwa masyarakat hidup dalam masyarakat majemuk dengan aspek keberagaman agama, budaya, suku, dan lainnya, antara lain, terpengaruh oleh hal ini. Pendidikan Islam formal dan informal, menurut Buya Syakur, menjadi jembatan bagi peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai inklusif atau pluralistik. Pendidikan Islam terutama didasarkan pada ajaran Alquran. Oleh karena itu, pendidikan Islam harus mengedepankan etika sosial agar pesan humanistik yang terdapat dalam kitab suci dapat menjadi model interaksi sosial yang santun.

Dimensi 17.5 × 25 cm